KONAWE – Sukses gelar Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) ke-VII, Ketua Bawa,a Pobende Sarano (Banderano) berharap semua anggota Tolaki satu komando. Hal itu disampaikan oleh Hedianto Ismail Ketua Banderano melalui pesan tertulisnya ke media ini. Senin (7/6/2021).
Diklatsar yang berlangsung pada tanggal 4-6 Juni 2021 berlangsung di kediaman Adjemain Suruambo Ketua Dewan Sara Banderano, tepatnya di Kelurahan Meluhu, Kecamatan, Meluhu, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Punggawa Banderano Hedianto Ismail menjelaskan bahwa ada yang unik dalam Diklatsar ke- VII kali ini, pasalnya ada salah satu peserta yang berusia 80 tahun lebih. Dan itu mengejutkan panitia dan peserta lainnya.
“Peserta tertua tersebut merupakan seorang mantan pasukan rider pertama di Sultra. Meski usianya cukup tua, namun fisik dan jiwa kesatuannya serta rasa semangatnya yang luar biasa, sehingga ia lolos mengikuti Diklatsar,” ucap Hedianto.
Tak lupa ia mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung, serta selamat dan sukses atas terlaksananya Diklatsar yang ke-VII Banderano Tolaki.
“Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada ketua panitia dan jajaran anggota panitia, serta para senior yang telah turut serta membantu memberikan materi dan mensukseskan kegiatan Diklatsar ke-VII Banderano Tolaki,” tambahnya.
Secara pribadi ia merasa sangat bangga dihadiri oleh peserta tertua Diklatsar ke-VII Banderani Tolaki. Namun usia bukanlah yang menjadi tolak ukur, melainkan panggilan jiwa dan semangat berjuang untuk mempertahankan adat, dan budaya suku Tolaki.
“Saya berharap semua anggota Banderano Tolaki tetap satu komando, saling menjaga marwah, serta membantu dalam melestarikan budaya-budaya peninggalan para leluhur,” tutup Ponggawa A’ha.
“Saya bergabung di Diklatsar ini karena panggilan jiwa semangat saya terhadap Suku Tolaki untuk mempertahankan marwah, adat dan budaya suku Tolaki. Selain itu, kehadiran saya ini untuk memberikan semangat pada yang masih mudah-mudah. Saya saja sudah usia 80an masih semangat, apalagi mereka yang masih mudah-mudah,” ujar mantan anggota rider pertama Sultra itu yang enggan disebutkan namanya.
Ading selaku ketua panitia menuturkan bahwa pihaknya merasa bangga bisa menyambut anggota baru yang ingin bergabung di Banderano Tolaki, apalagi dengan jumlah yang cukup banyak yang dihadiri dari beberapa kabupaten.
Ading juga menjelaskan bahwa hari pertama peserta Diklatsar diberikan materi pengenalan kelembagaan khususnya di lembaga Banderano Tolaki. Di hari kedua peserta Diklatsar tersebut diberikan materi pengenalan sejarah benda pusaka, seperti Ta’awu benda pusaka peninggalan leluhur yang sudah berusia 600 tahun, dan pengenalan bendera pusaka yang dihiasi dengan berbagai macam warna yang berbeda. Setiap warna memiliki makna yang berbeda-beda. Dan pemateri pengenalan benda pusaka tersebut dibawakan langsung oleh Adjemain Suruambo selaku Dewan Sara.
Ia berharap pada peserta Diklatsar agar tetap menjunjung tinggi dan menjaga marwah, adat dan budaya suku Tolaki, dan saling menghargai sesama umat manusia, dan antara senior dan junior maupun yang tua dan mudah.
“Saya selaku ketua panitia dan mewakili seluruh anggota panitia lainnya, serta mewakili para senior-senior lainnya mengucapkan selamat dan sukses atas terlaksananya kegiatan Diklasar yang ke-VII ini. Serta mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada peserta Diklatsar apabila ada salah kata, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, sekali lagi saya ucapkan mohon maaf dan terima kasih,” ucap Ading.
Sementara Dewan Sara Banderano Tolaki, Adjemain Suruambo membeberkan bahwa peserta Diklatsar kali ini sangat beruntung dibanding Diklatsar sebelumnya. Pasalnya Diklatsar kali ini peserta dipertunjukkan benda pusaka yang usianya sudah 600 tahun lebih.
“Kali ini peserta Diklatsar ke-VII sangat beruntung, karena baru kali ini benda pusaka Ta’awu dipertunjukkan atau diperlihatkan di depan umum. Benda ini tidak sembarang dikeluarkan apalagi sembarang orang,” ujar Om Ajo dengan nama sapaannya.
Untuk diketahui, Peserta anggota baru Diklatsar yang ke-VII Banderano Tolaki berjumlah 293 (Dua ratus sembilan puluh tiga) orang. Peserta tersebut diikuti dari berbagai macam daerah, yakni dari Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Konawe, Konawe Utara (Konut), Kolaka, Kolaka Timur (Koltim), dan Kota Kendari.