Advertorial

Desa Wawoangi, Buton Selatan Juara Tiga dalam Lomba Destinasi Wisata Kreatif se-Indonesia

Avatar photo
×

Desa Wawoangi, Buton Selatan Juara Tiga dalam Lomba Destinasi Wisata Kreatif se-Indonesia

Sebarkan artikel ini

Buton Selatan || mediasultra.co.id – Desa Wawoangi yang terletak di Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara juara tiga dalam perlombaan destinasi wisata kreatif yang digelar oleh Kementerian Parawisata tahun 2021.

Hal tersebut ditandai dalam acara penyerahan piagam penghargaan yang diterima langsung oleh Kepala Desa Wawoangi La Ode Abdul Halim. Yang saat itu diserahkan langsung oleh Kementerian Parawisata di Palembang pada bulan November 2021.

Menurut La Ode Abdul Halim, Kepala Desa Wawoangi perlombaan desa destinasi wisata kreatif yang digelar oleh Kementerian Parawisata merupakan motivasi tersendiri bagi dirinya untuk lebih memajukan destinasi wisata yang dibangun selama ini.

“Selaku penggagas destinasi wisata jembatan lingkar Lapoili, saya sangat bersyukur dengan apa yang telah dicapai. Pasalnya rencana pembangunan jembatan lingkar Lapoili ini, banyak yang tidak setuju, namun setelah saya jelaskan dampaknya ke depan, dan sisi positifnya akhirnya disepakati bahwa anggaran Dana Desa (DD) sebagian kita alokasikan untuk membangun destinasi wisata tersebut. Sehingga dengan kerja yang tulus dan niat untuk memajukan Desa Wawoangi ini, maka saya tetap optimis. Dan atas ijin para leluhur dan atas kehendak Allah SWT akhirnya terwujud,” ucapnya bersyukur.

Dikonfirmasi terkait apa yang memotivasi sehingga muncul ide atau gagasan untuk membangun jembatan lingkar Lapoili tersebut. Abdul Halim mengatakan dirinya terinspirasi dari perjalanan ketujuh tokoh dijajaran Pulau Buton yang dikenang sampai hari ini.

“Ketujuh tokoh tersebut merupakan salasatu yang mengelilingi nusantara, bahkan sampai di Amerika. Jadi filosofinya dalam hati kecil saya jembatan lingkar ini adalah bola dunia yang di tengah-tengahnya ada restoran sebagai titik koordinat,” kata Abdul Halim.

“Dan di sini juga bakal kita bangun tujuh (7) Gasebo, yang melambangkan ketujuh tokoh jajaran Pulau Buton, dan tujuh kecamatan,” sambungnya.

Untuk sekarang ini, kata Abdul Halim, masih terus dilakukan pembenahan dan penambahan untuk lebih menarik wisata lagi.

“Sampai saat ini kita masih terus melakukan pembenahan dan menambah permainan anak-anak, dan kolam renang dengan ukuran 20×50, serta restoran dua lantai, begitu juga dengan banana botnya kita sudah siapkan,” tambahnya.

Abdul Halim juga menambahkan bahwa sejak dibangun tahun 2018 yang mulai dari pembukaan jalan sampai ke titik lokasi jembatan lingkar Lapoili ini semuanya menggunakan Anggara Dana Desa (DD).

“Sejak dibangun tahun 2018 yang mulai dari pembukaan jalan sampai ke tempat jembatan lingkar Lapoili ini, kita menggunakan Anggara Dana Desa. Dan selama difungsikan yang sudah berjalan selama dua tahun, Alhamdulillah PAD yang masuk di Bumdes itu mencapai Rp 50 juta per bulan, karena ini dikelolah oleh Bumdes, tapi saat terjadi pandemi Covid-19 mengalami penurunan,” jelasnya.

Jadi, masih Abdul Halim, pengunjung yang masuk itu dikenakan biaya sebanyak Rp 5000 (lima ribu rupiah) per kepala, dalam hal ini untuk pengunjung dewasa, sementara kalau anak-anak gratis, begitupun parkiran. Dan pelaku-pelaku usaha yang ada disekitar jembatan lingkar tersebut juga masih digratiskan, karena lapaknya belum kita perbaiki juga.

Alhamdulillah, lanjut Abdul Halim, setelah melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam hal ini Dinas Pariwisata, Insaallah bersedia untuk membantu.

“Adapun yang belum kita bangun karena masih terkendala dengan dana yakni restoran dua lantai yang terletak di tengah-tengah jembatan lingkar tersebut, Gasebonya juga sisa tiga lagi, kemudian villa sebanyak lima buah, dan kolam renang,” tandasnya.

Selaku Pemerintah Desa (Pemdes) mewakili masyarakat Abdul Halim berharap agar pemerintah bisa membantu membangun fasilitas yang belum dibangun.

“Saya selaku Pemerintah Desa mewakili masyarakat berharap kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan pusat, semoga kami bisa dibantu untuk membangun semua fasilitas yang belum kita bangun,” harapnya.

Dengan adanya destinasi wisata tersebut, selain menambah PAD bagi Desa Wawoangi sendiri, juga menjadi mata pencarian bagi sebagian warga Desa Wawoangi.

Wa Ode Musliana, salasatu warga Desa Wawoangi yang melakukan aktivitas jual beli berupa makanan ringan di lokasi jembatan lingkar Lapoili tersebut merasa senang, pasalnya selama difungsikannya destinasi wisata tersebut dirinya bisa menambah penghasilan.

“Selama difungsikan destinasi wisata ini, saya bisa mendapatkan penambahan penghasilan dari hasil jualan makanan dan minuman ringan. Walaupun jumlahnya tidak menentu,” katanya.

Sementara salasatu pengunjung yang dimintai tanggapannya terkait destinasi wisata tersebut, Randi Giliba asal Lapandewa mengatakan kalau dirinya sangat senang mengantar bila ada yang ingin berkunjung di tempat wisata ini.

“Sebenarnya saya hanya mengantar pengunjung ke tempat wisata ini, dan ini sudah saya lakukan sebanyak enam kali. Yang saya antar kali ini yaitu Aliato asal Libanon, Muliati Biru Masohi asal Maluku Tengah, Siti Siwegu asal Ambon, Nuri Biru asal Timika,” jelasnya.

Randi juga menambahkan bahwa, selama dirinya mengantar wisatawan mendatangi jembatan lingkar ini, merasa senang, karena suasananya sangat tenang dan nyaman. Apalagi aman. Intinya sangat mengapresiasi lah.

Laporan : Sri.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!